Sabtu, 15 Juli 2017

Carpe Diem Quam Minimum Credula Postero

Carpe Diem Quam Minimum Credula Postero Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

"Akhir-akhir ini aku selalu dahaga akan pengetahuan dan falsafah kehidupan. Banyak hal di dunia ini yang ternyata masih tidak kumengerti, oleh karena itu aku harus rajin bertanya dan belajar. Bertanya kepada siapa saja dan belajar dari mana saja," gumam Puteri pada dirinya sendiri di suatu senja yang jingga.

"Selama ini aku cuma memikirkan hal-hal remeh temeh tak pernah sedikitpun terbersit olehku untuk memikirkan tentang pengetahuan dan falsafah kehidupan yang akan memperkaya batin dan diriku. Setelah bertemu dengan Bintang Jatuh dan Prabu Yudistira yang bijak bestari, aku ingin tahu lebih banyak hal lagi. Rasanya aku semakin haus, semakin banyak hal yang mengganggu pikiranku yang ingin kuketahui," kata Puteri sambil menuliskan sesuatu di buku hariannya.

Hari itu setelah menuliskan sesuatu Puteri memutuskan kembali untuk mengembara, mencari pencerahan, mencari sesuatu yang dapat memuaskan keingintahuannya.

Tujuh musim telah berlalu, belum seorangpun ia jumpai untuk dapat ditanyai. Akhirnya setelah hampir memasuki akhir musim ke delapan, Puteri berjumpa dengan Sang Guru.

"Sang Guru, ceritakan padaku apa yang dimaksud dengan Filosofi Carpe Diem, " pinta Puteri tiba-tiba.

Sang Guru terdiam sejenak, tak disangka Puteri cant
... baca selengkapnya di Carpe Diem Quam Minimum Credula Postero Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Selasa, 06 Juni 2017

Ini Berlian… Bukan Sampah

Ini Berlian… Bukan Sampah Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Makanan. Satu hal yang sebelumnya sangat jarang kuperhatikan. Padahal, makanan adalah bagian yang cukup penting untuk kelangsungan hidupku.
Sampai akhirnya, Aku mengerti apa itu makanan. Sesuatu yang sangat berarti bagaikan berlian. Kesadaranku bermula saat membaca sebuah buku yang cukup menarik bagiku. Aku membaca sebuah cerita yang berjudul ‘Mencela Makanan’. Cerita ini berawal pada adegan seorang peserta kompetisi memasak yang disiarkan di televisi, sedang menunggu penilaian juri terhadap hasil masakannya. Masakan yang dibuatnya dengan susah payah dan dalam waktu yang sudah ditentukan. Dari raut wajahnya, ia sudah sangat khwatir. Khawatir akan ada komentar negatif dari mulut salah satu juri.

Dua orang juri telah merasakan masakan si peserta. Sekarang, adalah giliran juri terakhir. Sang juri memotong sebagian kecil makanan dan melahapnya dengan tatapan tajam yang mengarah kepada si peserta. Degup jantung si peserta pun bertambah kecepatannya. Ia merasa sangat khawatir dari sebelumnya.
“Ehm…” sang juri terakhir berdeham sejenak. Lalu…
Wueeek!
“Ini sampah!” ujar sang juri terakhir ser
... baca selengkapnya di Ini Berlian… Bukan Sampah Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Wiro Sableng #123 : Gondoruwo Patah Hati

Wiro Sableng #123 : Gondoruwo Patah Hati Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1WIRO SABLENG

Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

Karya: Bastian Tito

Episode : KEMBALI KE TANAH JAWA

TUBUH SI NENEK BERGETAR KERAS, BASAH OLEH KERINGAT. RACAU DARI MULUTNYA SEMAKIN KERAS PERTANDA APAPUN YANG TENGAH DILAKUKAN PEREMPUAN TUA INI AKAN SEGERA MENCAPAI PUNCAKNYA. DALAM KEADAAN SEPERTI ITU MENDADAK DI UDARA PAGI TERDENGAR SUARA BERDESING. SATU BENDA HITAM MELESAT SEPERTI JATUH DARI LANGIT, MELAYANG TURUN DAN BLUKK! JATUH TEPAT DI PANGKUAN SI NENEK. SUARA RACAU SI NENEK LENYAP, BERGANTI DENGAN JERITAN KERAS. TUBUHNYA TERHENYAK JATUH KE BATU BESAR, LALU TERGULING KE BAWAH DAN TERJENGKANG DI TANAH. DI PANGKUANNYA SAAT ITU, SEOLAH LENGKET, MELINGKAR SOSOK SEORANG ANAK LELAKI BERUSIA SEKITAR DUA BELAS TAHUN, BERPAKAIAN HITAM, BERAMBUT JABRIK. "BOCAH JAHANAM! KAU YANG JADI GARA-GARA! KUBUNUH KAU!".



PERAPIAN telah lama padam. Dinginnya udara men-jelang pagi itu terasa semakin mencucuk. Di samping perapian tergolek bergelung sosok seorang pemuda berpakaian biru. Tampaknya dia tertidur pulas, tak perduli embun mulai membasahi pakaian dan tubuhnya. Kenyenyakan tidur si pemuda tidak berlangsung lama. Beberapa saat berselang kelopak matanya yang terpejam kelihatan bergerak-gerak. Telinga kiri yang lebih dekat ke tanah mendengar satu suara di kejauhan, membuat dia terjaga. Sepasang mata itu membuka makin lebar. Si pemuda bangkit, duduk, memasang telinga.

"Derap kaki kuda. Dipacu sangat kenca
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #123 : Gondoruwo Patah Hati Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Sabtu, 29 April 2017

Wiro Sableng #77 : Kepala Iblis Nyi Gandasuri

Wiro Sableng #77 : Kepala Iblis Nyi Gandasuri Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1WIRO SABLENG

Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

Karya: Bastian Tito

SATU

Penunggang kuda berpakaian putih memacu tunggangannya secepat setan berkelebat. Menembus kegelapan malam dalam cuaca buruk di penghujung bulan ke sebelas. Terpaan angin kencang dari depan membuat rambutnya yang gondrong melambai deras ke belakang. Di puncak sebuah bukit kecil kuda coklat mandi keringat itu berhenti berlari lalu meringkik keras tak mau maju lagi walau selangkahpun!
"Mmmmmm...." Penunggangnya bergumam lalu mengusap leher bintang itu berulang-ulang. "Perasaan binatang ini tajam sekali...." Katanya dalam hati. Dia terus mengusap leher kuda lalu berkata. "Tenang kudaku.... Tenang.... Tak ada yang perlu ditakutkan. Kau dan aku membawa tugas agung! Menyelamatkan nyawa seorang pangeran. Gusti Allah pasti menolong kita!"

Orang di atas kuda memandang ke bawah bukit. Di sebuah pedataran di bawah sana, samar-samar dalam kegelapan malam kelihatan sebuah bangunan yang atapnya bertingkat dua. Nyala lampu minyak di langkan depan dari kejauhan terlihat seperti titik merah.

Angin bertiup kencang di puncak bukit. Hujan rintik-rintik mulai turun.

"Kita harus melanjutkan perjalanan kudaku. Kau sudah siap....?" Si penunggang kuda bicara lagi. Tangan kanannya terus mengusap leher ku
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #77 : Kepala Iblis Nyi Gandasuri Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Rabu, 15 Maret 2017

Berkompetisi Yuk!

Berkompetisi Yuk! Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Dalam sebuah obrolan dengan salah seorang pemimpin redaksi sebuah majalah ternama, ada satu ungkapan dia yang membuat dahi saya berkerut. ”Saya lagi bingung. Saya merasa gak ada musuh! Jadi, saya malah takut kalau tidak ada ancaman…”

Waw? Saya jadi bertanya. Kok bisa? Bukankah kita bisa hidup lebih tenang kalau tidak ada musuh? Ternyata, jawaban teman saya ini sungguh menggelitik nalar saya.

”Sekarang majalah saya ada di level paling atas. Nah, kalau nggak ada musuh atau kompetitor yang selevel, kami jadi merasa sombong. Akibatnya, kita bisa jadi lengah dan kehilangan motivasi untuk menghasilkan media yang berkelas bagi pembaca kami!”

Pikiran saya langsung melayang pada sebuah kisah yang saya alami beberapa tahun silam. Karena takut pada anjing, begitu mendengar anjing menggonggong, saya akan lari ketakutan. Kebetulan, waktu itu saya sedang santai berjalan di sebuah taman. Tiba-tiba, ada anjing yang menggonggong, dan, ternyata tak cuma menyalak, ia juga mengejar saya tanpa sebab. Maka, dengan sekuat tenaga, larilah saya. Dan, ketika melihat sebuah tembok, tanpa ba bi bu lagi, saya langsung meloncatinya. Waw! Saya berhasil lolos dari kejaran anjing itu. Yang membuat saya heran, tembok yang saya loncati dengan mudah itu ternyata tingginya hampir dua kali lipat tinggi badan saya! Bagaimana bisa? Ternyata, dalam keterdesakan, muncul kemampuan di luar batas yang bia
... baca selengkapnya di Berkompetisi Yuk! Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Sabtu, 21 Januari 2017

Rahasia Dalam Memikat Pembaca

Rahasia Dalam Memikat Pembaca Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Ada pepatah kuno yang mengatakan “Kita lebih mudah menangkap lalat dengan madu daripada dengan cuka”. Pepatah ini memang benar adanya. Ini pun berlaku pada manusia. Jika kita menaruh simpati terhadap orang-orang, maka akan lebih mudah mereka menaruh kepercayaan pada kita bahwa pemikiran-pemikiran kita selaras dengan mereka. Inilah yang dimaksud dengan madu. Seperti yang telah saya uraikan pada bab sebelumnya bahwa jika pemikiran kita tidak selaras dengan pemikiran orang lain atau orang banyak pada umumnya, hendaknya kita membuat persamaan pemikiran dengan mereka sebelum kita memasukkan ide-ide kita yang baru. Kebanyakan kita mulai dengan pemikiran-pemikiran kita sendiri dan tidak memperhatikan keinginan-keinginan yang dimiliki oleh orang lain. Kita cenderung tidak berusaha mencari suatu titik persamaan. Ingatlah, tidak ada seorang pun di dunia ini yang suka dikritik. Maka, mengkritiklah dengan elegant.

Ada lagi pepatah yang mengatakan “Manusia itu sangat egois, yang diperhatikan adalah dirinya sendiri”. Dan pepatah ini memang benar adanya. Jika kita memulai menulis suatu hal yang langsung mengarah kepada kepentingan dan pribadi para pembaca, maka kita tidak akan mengalami kegagalan. Buku-buku yang berhasil adalah buku-buk
... baca selengkapnya di Rahasia Dalam Memikat Pembaca Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Rabu, 26 Oktober 2016

Bertemu Dengan Tuhan ?

Bertemu Dengan Tuhan ? Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Beberapa hari yang lampau saya harus bertemu dengan seorang pejabat tinggi di salah satu hotel bintang lima di pusat kota Amsterdam, maka dari itu saya harus melewati daerah kumuh tempat para gelandangan dan pecandu disitu.

Tiba-tiba saya mendengar panggilan "Selamat pagi Tuan!", saya menoleh kebelakang dan saya melihat seorang pengemis tua dengan wajah yang kotor, dekil dan bau alkohol rupanya ia sudah ber-minggu2 tidak mandi. Pakaiannya pun bau dan kotornya sudah tak terlukiskan lagi. Pengemis ini sedang memegang cangkir besar yang berisikan kopi panas. Ia menawarkan kepada saya "Maukah Bapak minum seteguk dari air kopi saya?"

Dalam hati saya jangankan minum dari cangkirnya dekat dengan diapun rasanya sudah muak dan jijik, apalagi kalau melihat kumis dan jangutnya yang masih penuh dengan sisa2 makanan dari kemarin. Disamping itu kalau saya minum dari cangkir bekas dia, jangan2 nanti saya akan ketularan penyakit AIDS?

Logika dan otak saya melaran
... baca selengkapnya di Bertemu Dengan Tuhan ? Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu